Quote:

Dubes Korsel Akui Lakukan Penyadapan ke Indonesia

JAKARTA - Pemerintah Indonesia telah meminta klarifikasi kepada pemerintah Singapura dan Korea Selatan (Korsel) terkait dengan penyadapan yang dilakukan kedua negara tersebut terhadap Indonesia. Dubes Korsel tidak menyanggah berita penyadapan tersebut.
Pemerintah Indonesia telah memanggil langsung Duta Besar Singapura dan Korsel untuk dimintai keterangan terkait aksi penyadapan tersebut. Saat dikonfirmasi, Duta Besar Korsel pun tidak membantah hal tersebut.
"Dubes Korea di Jakarta sudah dipanggil dan tidak menyanggah berita tersebut. Kalau Dubes Singapura mengatakan akan menyampaikan kepada pemerintahnya," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Selain itu, kata Marty, Duta Besar Indonesia untuk Singapura dan Korsel juga dimintai keterangan oleh pemerintah Singapura dan Korsel. "Dubes kita disana juga dimintai keterangan," tuturnya.
Isu penyadapan yang terkuak dari dokumen rahasia milik National Security Agency (NSA) Amerika Serikat (AS) yang dibocorkan oleh Edward Snowden, menyebutkan bahwa Singapura dan Korsel memberikan bantuan kepada Australia dan AS untuk melakukan penyadapan di jalur kabel telekomunikasi bawah laut di sekitar Asia.
Dokumen itu menyebutkan Indonesia dan Malaysia terus menjadi target dari kerja sama intelijen Australia dan Singapura sejak 1970-an. Sebagian besar jalur internet dan komunikasi Indonesia melintasi Singapura.
Peta penyadapan yang dikeluarkan oleh NSA turut memperlihatkan Korsel yang memiliki jalur penting penyadapan. Jalur di Pusan itu, memiliki akses komunikasi eksternal ke China, Hong Kong, dan Taiwan.
Dinas intelijen Korsel turut dikenal sebagai kolaborator dengan dinas intelijen AS termasuk NSA, serta intelijen Australia. The Australian Security Intelligence Organisation (ASIO) baru-baru ini telibat masalah hukum untuk mencegah publikasi detail spionase Korsel di Australia.
Direktur Jenderal ASIO David Irvine sempat mengaku pada pengadilan Australia dan Korsel bahwa kedua belah pihak sudah bekerja sama selama 30 tahun. Menurutnya setiap publikasi terhadap operasi intelijen NIS akan merusak ketahanan nasional Australia.

0 komentar:

Posting Komentar