Quote:

Berita OKU Selatan

Kejadian yang memilukan

TEWAS MENGENASKAN: Jenazah Tomi di saat berada di Puskesmas Banding Agung. Bocah yang tak berdosa ini tewas setelah ditebas Alamsah yang masih kakak sepupunya sendiri. Korban meninggal di tempat kejadian, dengan kondisi leher nyaris putus


BANDING AGUNG – Naas nasib yang dialami Tomi Yulianto (8).  Warga Lingkungan 3 kelurahan Bandar Agung kecamatan Banding Agung ini tewas mengenaskan, dengan luka tebasan di bagian leher, dan nyaris putus.  Korban yang masih duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar ini tewas dibunuh oleh Alamsyah (32), yang masih sepupu korban, kemarin (8/6) sekitar pukul 07.30 WIB
Aksi pembunuhan yang dilakukan Alamsah ini diduga lantaran pembagian uang warisan yang tak merata.  Tersangka kesal dengan ayah korban, karena hanya mendapatkan jatah Rp 5 juta, dari hasil jual rumah senilai Rp 145 juta. Bagaimana kejadiannya? Informasi yang dihimpun koran ini, peristiwa berdarah ini terjadi kemarin pagi.  Saat itu korban bersama temannya, Pebri sedang bermain di depan rumah tersangka.  
Saat itu, dari dalam rumah, tiba tiba Alamsah, keluar dan memanggil korban untuk masuk ke rumahnya.  Sedangkan Pebri, teman korban diminta untuk pulang oleh tersangka.
Setelah korban masuk ke dalam rumah tersangka, dia pun langsung menutup pintu rapat rapat.  Dan ternyata di dalam rumah itulah, Alamsah menghabisi nyawa Tomi, dengan menebas leher korban dan kepala korban.
Pebri yang diminta pulang oleh tersangka ternyata diam diam mengintip dari luar rumah.  Pebri mengaku curiga, kenapa korban tak keluar rumah
Dari situlah, terungkap jika korban memang dibunuh.  Pebri yang mengintip dari luar, melihat ada darah di dalam rumah.  Ketika itu pula Pebri langsung memanggil Umi Widina, tengganya.  Dan begitu melihat ke dalam rumah, ternyata ceceran darah masih segar di lantai rumah. Seperti ada dipotong dan diseret di belakang rumah.  Korban Tomi sudah ditemukan tak bernyawa di rumah tersangka.
Setelah itu baru banyak warga berdatangan untuk melihat Tomi dan langsung di bawa warga ke puskesmas Banding Agung untuk di bersihkan serta menjahit luka korban yang dialaminya.
 
“Pebri ini manggil aku, katonyo ado darah didalam rumah tersangka.  Langsung aku masuk kedalam rumah nak jingok jelas nian, memang benar yang diucapkan Pebri. Dalam rumah itu banyak nian darah dan aku langsung mengikuti darah itu seperti ado yang diseret diruangan yang gelap. Lalu aku jinggok ado gundukan karpet plastik, aku singkapke ternyato Tomi lah bersimbah darah dijingok napasnyo dak katek lagi. Dan langsung dibawak warga ke puskesma,”ujar Umi.   
Pembunuhan ini sendiri diduga pasal warisan rumah yang dijual dengan harga Rp 145 juta. Pembagian uang tersebut sepertinya tak adil. Keluarga hanya mendapatkan uang Rp 5 juta satu orang.  Dalam keluarga ada 9 kakak beradik. Sisa dari pembagian tersebut semuanya dengan Azhar, yang merupakan ayah korban.  Justru itu menimbulkan ada dendam diantara keluarga tersebut dan menimbulkan malapetaka.
  
Sementara Ayah korban Azhari mengaku sangat terpukul.  Dia tak menduga, anaknya dibunuh oleh keponakanya sendiri. Apalagi saat kejadian, dia tak berada di rumah.  Azhari menghadiri hajatan keluarganya di Desa Banding Talang.  Azhari mengaku tak mengetahui pasti kejadian tersebut.  Dirinya dijemput saudaranya untuk pulang karena anaknya ditabrak motor dan dilarikan ke puskesmas.  Sesampai di Pukesmas, betapa terkejutnya dia, mendapati anaknya telah meninggal dengan luka yang cukup parah.
“Aku dak mengerti kenapo jadi cak ini apa salah Tomi sampai dio dibunuh,”ucap ayah korban yang masih tak percaya apa yang membuat keponakanya itu tega menghabisi anaknya yang tak lain adek sepupunya sendiri. “Aku dak dedam karno dio masih keluargo, tapi aku minta dio (pelaku) itu dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku ,”ucap Azhar.
Menurut Arman, orang tua tersangka sekaligus paman korban mengaku juga tak tahu pasti  kejadian tersebut. Menurutnya, memang rumah orang tuanya dijual oleh Azhar, yang juga adiknya dengan harga Rp 140 juta.  Dan dalam pembagian harta penjualan rumah itu, ia hanya mendapatkan uang Rp5 juta.
“Mungkin ado dendam.  Kareno adik aku Azhar jualkan rumah wong tuo kami sehargo 140jt.  Kami kebagian Rp 5 juta.  Memang selamo ini wong tuo kami melok Azhar. Mungkin gara-gara pembagian yg dak adil tula penyebab kejadian ini. Dulu pernah aku suruh kepada Alamsah tanyokan langsung siso duit itu  kepada Azhar.  Tapi dak berani nanyo secara langsung,” ujar Amran ayah tersangka.
Kapolres OKU Selatan AKBP Wira Satya Triputra SIK MH melalui Kasatreskrim AKP Firniyanto SH membenarkan peristiwa tersebut. Pihaknya turun langsung melakukan olah tempat kejadian perkara.

“Tersangka kini sudah kita amankan setelah sempat berlari. Untuk motif sementara dari informasi yang kita tangkap, karena harta warisan.  Namun kita belum menyimpulkan karena kita masih perlu memeriksa saksi-saski dan pihak kelurga.
Yang pasti tersangka beserta barang bukti sudah kita amankan,” ujarnya. (nex)

Sumber Berita: http://www.harianokuselatan.com/berita-bocah-8-tahun-tewas-ditebas-sepupu.html#ixzz3491pulSg

0 komentar:

Posting Komentar